RANCANGAN AUTOMATIC WEATHER STATION (AWS) DENGAN KONSEP WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN)
RANCANGAN AUTOMATIC WEATHER STATION (AWS) DENGAN
KONSEP WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN)
Cuaca
merupakan salah satu faktor yang penting dalam budidaya pertanian. Cuaca dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Maka cuaca perlu dipantau
sehingga dapat dilakukan penanganan agar produktivitas atau pertumbuhan tanaman
baik. Proses pengumpulan data cuaca dari
beberapa tempat dilakukan secara manual dengan datang langsung ke tempat
pengambilan data. Selain itu, hasil perkiraan yang ada masih tergantung pada
akurasi pembacaan alat dan kecermatan prakirawan. Metode tersebut menimbulkan tantangan
seperti keterlambatan pengiriman data dan kesalahan manusia dalam penanganan
data antara lain. Ini membutuhkan teknik pengumpulan data cuaca yang lebih baik
seperti yang digunakan di Automatic
Weather Stations (AWS).
Automatic Wireless Station (AWS) terdiri dari sensor, yang secara
otomatis mengumpulkan dan mengirimkan data cuaca. Jika AWS ini digunakan dalam
jumlah besar, keandalan dan keakuratan datanya ditingkatkan, maka prediksi
cuaca akurat (Nsabagwa, 2019). Kasus pada kerkebunan kopi yang memiliki
hamparan lahan budidaya yang mengikuti
topografi dengan sebaran areal yang berda di perbukitan dan lembah. Petani kopi
ingin mengamati kondisi lingkungan dengan memasang Automatic Weather Station (AWS) dengan konsep Wireless Sensor Network (WSN) pada beberapa titik. Adapun tantangan
dalam penerapan AWS adalah tidak ada jaringan listrik, tidak ada sinyal GSM,
adanya pohon naungan dan sinyal GSM ada di
dilereng paling bawah.
Wireless
Sensor Network (WSN)
Wireless sensor network
(Jaringan Sensor Nirkabel) adalah sebuah jaringan nirkabel yang terdiri dari
perangkat-perangkat terdistribusi di berbagai tempat terpisah yang menggunakan
sensor untuk memantau keadaan fisik atau lingkungan sekitar.
Perangkat-perangkat ini disebut node, kemudian dikombinasikan dengan router dan
gateway untuk membentuk sebuah sistem jaringan sensor nirkabel. Data yang
diperoleh node sensor kemudian dikirim secara nirkabel ke central gateway. Dari
central gateway data kemudian diolah dan dianalisa sesuai dengan kebutuhan
penggunaan. WSN dapat digunakan sebagai sensor sederhana yang dapat
memonitoring suatu fenomena. WSN adalah seperangkat sensor otonom terdistribusi
spasial yang dapat digunakan untuk memantau parameter fisik atau lingkungan,
seperti suhu, kelembaban, getaran, tekanan, gerakan, atau polusi. Ukuran
masing-masing sensor terkait dengan yang khusus aplikasi, mulai dari ukuran
kotak (misal stasiun cuaca) ke dimensi mikroskopis (Carli, dkk., 2014).
Rancangan WSN
Wireless Sensor Network (WSN)
atau jaringan sensor nirkabel adalah kumpulan sejumlah node yang diatur
dalam sebuah jaringan kerjasama. Masing-masing node dalam jaringan
sensor nirkabel biasanya dilengkapi dengan radio transceiver atau alat
komunikasi wireless lainnya, mikrokontroler kecil, dan sumber energy
seperti baterai. Banyak aplikasi yang bisa dilakukan menggunakan jaringan
sensor nirkabel, misalnya pengumpulan data kondisi lingkungan, security
monitoring, dan node tracking scenarios.
Desain sistem pemantauan lingkungan pertanian
berdasarkan jaringan sensor nirkabel, sistem ini konsumsi daya rendah dan
memiliki kinerja yang stabil dan presisi tinggi, yang dapat mewujudkan
pemantauan real-time jarak jauh untuk lingkungan pertanian tanpa pengawasan.
Jaringan sensor nirkabel yang diterapkan dalam pemantauan lingkungan pertanian
menerobos metode dan gagasan tradisional untuk pemantauan lingkungan pertanian,
yang meningkatkan tingkat dan keandalan sistem pemantauan (Zhu, dkk., 2011).
Skenario
Gambar. 1 menggambarkan
jaringan sensor nirkabel tipikal yang digunakan di lapangan untuk aplikasi
pertanian. Bidang ini terdiri dari node sensor yang ditenagai dengan sensor
on-board khusus aplikasi. Node dalam jaringan sensor di lapangan berkomunikasi di
antara mereka sendiri menggunakan tautan frekuensi radio (RF) dari pita radio
industri, ilmiah dan medis (ISM) (seperti 902-928 MHz dan 2,4–2,5 GHz).
Gambar
1. Penerapan WSN pada pertanian.
(Sumber
: Ojha, dkk., 2015)
Biasanya,
node gateway juga digunakan bersama dengan node sensor untuk memungkinkan
koneksi antara jaringan sensor dan dunia luar. Dengan demikian, node gateway
diberdayakan dengan RF dan Sistem Global untuk Komunikasi Bergerak (GSM) atau
GPRS. Pengguna jarak jauh dapat memonitor keadaan lapangan, dan mengontrol
sensor lapangan dan perangkat aktuator. Misalnya, pengguna dapat
menghidupkan/mematikan pompa / katup ketika ketinggian air yang diterapkan ke
lapangan mencapai nilai ambang batas yang telah ditentukan. Pengguna yang
membawa ponsel juga dapat memonitor dan mengontrol sensor di lapangan dari
jarak jauh. Pengguna seluler terhubung melalui GPRS atau bahkan melalui Short
Message Service (SMS). Pembaruan informasi berkala dari sensor, dan kontrol
sistem ondemand untuk kedua jenis pengguna juga dapat dirancang.
Gambar 2
menunjukkan rancangan multi-tier dengan tiga tingkat gateway. Unit dasar jaringan dibentuk oleh sebuah cluster yang terdiri dari node sensor
dan sebuah cluster head, yang disebut
sebagai gateway tingkat ke-3 pada gambar. Gerbang-gerbang ini lagi membentuk
sebuah cluster dengan gerbang tingkat
ke-2 sebagai kepala klaster, dan dengan demikian, hierarki diikuti secara
iteratif hingga remote sink tercapai.
Gambar 2.
WSN multi-tier
(Sumber
: Ojha, dkk., 2015)
REFERENSI
Carli,
M., Panzieri, S., and Pascucci, F. (2014). A joint routing and localization
algorithm for emergency scenario. Ad Hoc
Networks 13 : 19–33
Nsabagwa, M., Byamukama, M., Kondela, E, and Otim, J. S.
(2019). Towards a robust and
affordable Automatic Weather Station. Development Engineering 4
Ojha,
T., Misra,
S, and Raghuwanshi, N. S. (2015) . Wireless sensor networks for agriculture: The
state-of-the-art in practice and future challenges. Computers and Electronics in Agriculture 118 : 66–84
Zhu, Y., Song, J., and Dong, F. (2011). Applications of wireless sensor network in the agriculture
environment monitoring. Procedia Engineering 16 : 608 – 614
Komentar
Posting Komentar