PEMAKAIAN HURUF SESUAI EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN



PEMAKAIAN HURUF SESUAI EJAAN BAHASA INDONESIA  YANG DISEMPURNAKAN


Bahasa terdiri atas kumpulan kata atau kalimat yang dari masing-masing susunan kata memiliki makna untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan seseorang. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya.  Oleh karena itu, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata tersebut sesuai dengan aturan tata bahasa yang ada, agar makna yang terkandung di setiap kalimat dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, Ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan dan penulisan  tanda  baca. Bahasa  Indonesia  dalam  sejarah  perkembangannya telah menggunakan beberapa ejaan, antara lain ejaan Van Ophuiysen dan ejaan Soewandi. Akan  tetapi,  sejak  1972,  tepatnya  pada  16  Agustus  1972,  telah  ditetapkan  dan diberlakukan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Apabila pedoman ini dipelajari dan ditaati maka tidak akan terjadi kesalahan pengejaan kata.

Kali ini akan dibahas berbagai penggunaan huruf yang baik dan benar. Disini kami menuliskan berbagai macam penggunaan huruf beserta aturan penggunaan dan fungsi dari berbagai macam huruf tersebut, sehingga kita dapat memahami bagaimana cara penggunaan huruf yang baik dan benar dalam pembuatan berbagai tulisan khususnya karya tulis.


A.      Huruf abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesiaterdirei atas huruf yang berikut nama tiap huruf disertakan di kolom ketiga
Huruf
Nama
Kapital
Kecil
A
A
A
B
B
Be
C
C
Ce
D
D
De
E
E
E
F
F
Ef
G
G
Ge
H
H
Ha
I
I
I
J
J
Je
K
K
Ka
L
L
El
M
M
Em
N
N
En
O
O
O
P
P
Pe
Q
Q
Ki
R
R
Er
S
S
Es
T
T
Te
U
U
U
V
V
Ve
W
W
We
X
X
Eks
Y
Y
Ye
Z
Z
Zet

B.       Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa indonesia terdiri atas  huruf a, e, i, o, dan u.
Huruf vokal
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
A
Api
padi
Lusa
e*
Enak
petak
Sore
Emas
kena
Tipe
I
Itu
simpan
Murni
O
Oleh
kota
Radio
U
Ulang
bumi
Ibu
Keterangan:
*     Untuk keperluan penghafalan kata yang benar, tanda aksen ( ΄ ) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri  pejabatteras Bank Indonesia.
Kami menonton film seri (séri).
Pertandingan itu berakhir seri
Di mana kécap  itu dibuat?
Coba kecap dulu makanan itu.

C.      Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
B
Bahasa
sebut
Adab
C
Cakap
kaca
-
D
Dua
ada
Abad
F
Fakir
kafan
Maaf
G
Guna
tiga
Gudeg
H
Hari
saham
Tuah
J
Jalan
manja
Mikraj
K
Kami
paksa
Politik

-
rakyat
bapak*
L
Lekas
alas
Akal
M
Maka
kami
Diam
N
Nama
tanah
Daun
P
Pasang
apa
Siap
q**
Quran
status-quo
Taufik
R
Raih
bara
Putar
S
Sampai
asli
Tangkas
T
Tali
mata
Rapat
V
Varia
lava
-
W
Wanita
hawa
-
x**
Xerox
-
sinar-x
Y
Yakin
payung
-
Z
Zeni
lazim
Juz
Keterangan:
*     Huruf k melambangkan bunyi hamzah.
**   Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufik dan xerox) dan keperluan ilmu (seperti status-quo dan sinar-x).
D.      Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi
Awal
Posisi
Tengah
Posisi
Akhir
Ai
Ain
malaikat
Pandai
Au
Aula
saudara
harimau
Oi
-
boikot
Amboi

E.       Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, gh, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal
Posisi Tengah
Posisi Akhir
Kh
khusus
Akhir
tarikh
Ng
ngilu
Bangun
senang
Ny
nyata
Banyak

Sy
syarat
Isyarat
Arasy
Catatan :
Nama orang, badan hokum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.

F.    Huruf Kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sehingga huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya ?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikkan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
Kemarin engkau terlambat, “ Katanya.
Besok pagi, “ kata Ibu, “Dia akan berangkat.”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam                       Quran
Kristen                    Alkitab
Hindu                     Weda
Allah
Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi,atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidanng itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departenmen Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.
6.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
DewiSartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Catatan:
(1)    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gamma
(2)   Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal
b.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
pascal second                 Pas
J/K atau JK-1                 joule per Kelvin
N                                    Newton
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan                                  hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah                  tarikh Masehi
bulan Agustus                bulan Maulid
hari Jumat                      hari Galungan
hari Lebaran                   hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Banyuwangi                   Asia Tenggara
Cirebon                          Amerika Serikat
Eropa                             Jawa Barat
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-usur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan                 Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng    Gunung Semeru
Jalan Diponegoro           Jazirah Arab
Ngarai Sianok                Lembah Balieng
Selat Lombok                Pegunungan Jayawijaya
Sungai Musi                   Tanjung Harapan
Teluk Benggala              Terusan Suez
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
ukiran Jepara                  pempek Palembang
tari Melayu                     sarung Mandar
asinan Bogor                  sate Mak Ajad
d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yan tidak diikuti oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk            mandi di sungai
menyeberangi selat        berenang di danau
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertamanama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jelas.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
10.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang yang berlaku
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari Negara tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke-13 sudah disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.
11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya:
Dr.          doctor
S.E.        sarjana ekonomi
S.H.        sarjana hokum
S.S.        sarjana sastra
S.Kp.      sarjana keperawatan
M.A.      master of arts
M.Hum. magister humaniora
Prof.       professor
K.H.       kiai haji
Tn.          tuan
Ny.         nyonya
Sdr.        Saudara
Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, siatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036 / U / 1993.
14.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Surat Saudara sudah saya terima.
“Kapan Bapak berangkat?” Tanya Harto.
“Silahkan duduk, Dik!” kata orang itu.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa namaAnda?
Surat Anda telah kami terima dengan baik.
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu. (Lihat contoh pada IB, IC, IE, dan II F 1 5).

G.   Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca.
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertai yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak tertulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
3.a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung dipadankan dengan ‘pandangan dunia’.
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.


Sebuah hasil dari perkuliahan

Referensi :
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman  Umum Pembentukan Istilah. Yrama Widya. Bandung
Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Finoza, Lamudin. 1993.Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Lahan Marginal, Naungan dan Pasang Surut

Rotasi dan Penyusunan Pola Tanam

POLA TANAM (monokultur dan tumpang sari)