Rotasi dan Penyusunan Pola Tanam
Rotasi dan Penyusunan Pola Tanam
Rotasi tanaman adalah sistem penanaman berbagai tanaman
secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada suatu bidang tanah.
Rotasi tanaman memberikan keuntungan-keuntungan seperti
pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan tumbuhan pengganggu, dan yang
paling penting adalahmempertahankan/memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia
tanah dalam menunjang kesuburan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan
pola tanam (usaha tani) adalah sebagai berikut:
o
Ketersediaan
air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja
air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan.
o
Keadaan
tanah yang meliputi sifat fisik, kimia dan bentuk permukaan tanah.
o
Tinggi
tempat dari permukaan laut, terutama sehubungan dengan suhu udara, tanah dan
ketersediaan air.
o
Eksistensi
hama dan penyakit tanaman yang bersifat kronis dan potensial.
o
Ketersediaan
dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut
agroekosistem dan toleransi terhadap jasad penggangu.
o
Aksesibilitas
dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan
potensi pasar yang memadai.
Berdasarkan pada sifat tanah dan tipe iklim, terdapat
enam jenis agroekosistem sebagai basis pola pertanaman dalam setahun (annual cropping pattern) yaitu:
1) Lahan sawah irigasi dengan ketersediaan air irigasi 10-12
bulan:
(a)
Padi sawah-padi sawah-padi sawah. Pola ini dianjurkan pada kondisi kesulitan
drainase, dengan kewajiban menggunakan VUTW dan pengembalian bahan organik
tanaman atau pemakaian kompos
(b)
Padi sawah-padi sawah-palawija/sayuran
2) Lahan sawah irigasi dengan jaminan ketersediaan air
irigasi 7-9 bulan:
(a)
Padi sawah padi sawah walik jerami- palawija/sayuran
(b)
Padi sawah-palawija/sayuranpalawija/sayuran
3) Lahan sawah irigasi dengan ketersediaan air irigasi 5-6
bulan:
(a)
Gogo rancah padi sawah walik jerami-palawija
(b)
Palawija-padi sawah-palawija/sayuran
(c)
Padi sawah-palawija/sayuran.
4) Lahan sawah tadah hujan:
(a)
Gogo rancah-padi sawah-kacang tunggak
(b)
Padi sawah-palawija/sayuran
(c)
Gogo rancah palawija-palawija/sayuran
(d)
Budidaya sistem surjan;
5) Lahan pasang surut (khusus Kalimantan Selatan):
(a) Padi
unggul-padi unggul (untuk daerah tipe A, B, dan C)
(b) Padi
unggul-padi lokal (untuk daerah tipe A, B, dan C)
(c)
Padi-palawija (daerah tipe C dan D)
(d)
Palawija-palawija-palawija (daerah tipe C dan D)
(e) Budidaya
sistem surjan.
5) Lahan kering:
(a)
Padi gogo tumpangsari dengan jagung yang ditanam pada awal musim hujan (b)
Tanaman substitusi padi gogo seperti kacang tanah atau kedelai
(c)
Pola tanaman lorong (alley cropping)
dengan tanaman pagar seperti tanaman legume,
buah-buahan atau tanaman industri (kelapa dan kopi)
(d) Pola
tanam dengan mengikutsertakan tanaman perkebunan dan ternak dalam sistem
usahatani lahan kering.
sebuah catatan kuliah
Komentar
Posting Komentar